Sabtu, 05 Oktober 2013

Pedoman penulisan dalam bahasa indonesia

1.    Pedoman yang dipakai sebagai acuan pada saat menyusun buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan Kurikulum 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22/2006 tentang Standar Isi.
·         Kesesuaian antara Materi dan Waktu yang Tersedia
Pilihan atas buku teks pelajaran, sebaiknya, adalah teknis pelaksanaan di kelas. Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan materi tersebut. Jadi, harus dipertimbangkan pembagian jam pelajaran dengan materi yang akan disampaikan.
·         Masalah Membaca Cepat dan Membaca Memindai
Kemahiran membaca cepat (skimming) dan memindai (scanning) merupakan suatu kemahiran yang seharusnya terus dilatih dari satuan pendidikan SD hingga SMA. Seharusnya, kemahiran itu dapat diterapkan pada semua kegiatan membaca dari pelajaran pertama hingga pelajaran terakhir. Selain itu, kedua kemahiran itu selalu dapat diterapkan pada bacaan sastra maupun nonsastra.
·         Bahan Bacaan
Dalam setiap buku teks pelajaran bahasa Indonesia, ada kutipan bacaan. Jika diperhatikan dengan cermat, bacaan untuk siswa SD kelas 5 dan 6 dengan bacaan untuk siswa tingkat pendidikan SMP dan SMA tingkat kesulitannya sudah sama. Oleh karena itu, pada saat membuat buku, hendaknya guru memperhatikan tingkat perbedaan jumlah kata, pilihan kata, dsb.
·         Penyajian Materi Bahasa dan Sastra
Dalam setiap buku teks pelajaran bahasa Indonesia, materi kebahasaan dan materi kesastraan harus disajikan terpadu dan secara porposional. Artinya, harus seimbang. Kegiatan bersastra, pada dasarnya, merupakan kegiatan berbahasa. Jadi, membaca memindai dan membaca cepat dapat diterapkan pada saat membaca karya sastra.
·         Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar

Hal yang perlu diperhatikan oleh guru pada saat membuat buku teks pelajaran adalah panjang wacana bagi setiap tingkat pendidikan. Dalam membuat buku teks pelajaran, ada sebuah aspek yang perlu diperhatikan, yakni masalah keterbacaan. Keterbacaan adalah tingkat kemudahan suatu tulisan untuk dipahami maksudnya. Tingkat keterbacaan yang tinggi akan menambah kemampuan pembacanya dalam hal pemahaman, pembelajaran, penerimaan informasi, kemampuan mengingat, kecepatan membaca.

0 komentar:

Posting Komentar