Keterampilan Menulis
Menulis merupakan bagian dari keterampilan bahasa yang membutuhkan sebuah proses. Keterampilan menulis bukanlah keterampilan yang diperoleh secara otomatis, keterampilan itu tidak dibawa sejak lahir tetapi diperoleh melalui tindak pembelajaran (Maryamah, 2005). Dewasa ini kegiatan menulis banyak dikembangkan di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi karena dengan menulis dapat membantu seseorang berpikir lebih mudah dan maju.
Para ilmuwan jiwa budaya juga telah menemukan bahwa masyarakat yang buta huruf tertinggal jauh di belakang dengan masyarakat yang melek huruf, terutama dalam hal yang menyangkut keterampilan kognitif. Telaah mereka mendukung kesimpulan yang menyatakan bahwa keterampilan baca-tulis mendorong perkembangan intelektual seseorang (Enre, 1998:7). Menulis merupkan unsur penting dalam perkembangan bahasa, untuk mengetahui perkembangan penulisan yang dilakukan siswa guru biasanya melakukan pengukuran. Pengukuran keterampilan menulis dapat dilakukan dalam proses pembelajaran ataupun tujuan khusus diluar kegiatan belajar mengajar (Maryamah, 2005:31).
Depdikbud (dalam Maryamah, 2005:31) menetapkan beberapa rambu-rambu yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengukuran keterampilan menulis yaitu sebagai berikut:
1) Belajar bahasa pada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi, oleh karena itu pembelajaran menulis diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis.
2) Pelaksanaan pembelajaran menulis sebaiknya disajikan secara terpadu terhadap aspek pembelajaran lain.
3) Pembelajaran menulis harus mengakomodasi semua aspek bahasa mulai yang terkecil hingga yang terbesar yang diajarkan dengan prinsip mudah ke sukar, sederhana ke rumit, dan lingkungan yang sempit ke lingkungan yang luas.
4) Pembelajaran menulis diarahkan pada upaya mempertajam kepekaan perasaan siswa termasuk dalam konteks analitik yang mendalam sehingga diharapkan mencapai proses berpikir dan bernalar.
5) Butir pembelajaran menulis dalam kurikulum merupakan bahan yang disarankan untuk diajarkan namun dapat dikembangkan sesuai dengan situasi.
6) Sumber belajar menulis dapat berupa buku pelajaran yang diwajibkan, buku pelajaran yang sesuai, buku pelengkap, ensiklopedi, kamus, media cetak, media elektronika, lingkungan sekitar, narasumber, pengalaman dan minat anak serta hasil kerja anak.
7) Penilaian pembelajaran keterampilan menulis harus tetap megacu pada rambu-rambu umum yang memperhatikan berbagai aspek sesuai dengan jenis kegiatan menulis.
1 Pengertian Menulis
Menulis adalah penyampaian pesan dari komunikan yang tertuang dalam tulisan kepada reseptor. Kegiatan menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisanya serta menuangkannya dalam ragam bahasa tulis.
Kegiatan menulis melibatkan aspek pengolahan gagasan, penataan kalimat, pengembangan paragraf, serta pengembangan model karangan (Maryamah, 2005:24). Akhadiah, dkk (1988:8) manambahkan bahwa sebenarnya kegiatan menulis ialah suatu proses, yaitu proses penulisan. Untuk menulis suatu topik seseorang harus berpikir untuk menuangkan ide-idenya, menghubung-hubungkan barbagai fakta, membandingkan dan sebagainya. Sedangkan Enre (1988:7-8) menjelaskan salah satu tugas penting penulis adalah menguasai unsur-unsur pokok menulis dan berpikir yang akan banyak membantu dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Unsur-unsur tersebut adalah penemuan, penataan, dan gaya.
Penemuan adalah proses didapatkannya ide yang akan dibicarakan dalam tulisan, sedangkan penataan dimaksudkan untuk menata ide-ide yang sudah ada sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Unsur gaya adalah proses penentuan pilihan mengenai struktur kalimat dan diksi yang dipakai dalam tulisan.
2 Tahapan Menulis
Menulis merupakan satu kegiatan yang terus menerus harus dibina karena menulis merupakan suatu proses. Karena proses tersebut menulis membutuhkan tahapan-tahapan dalam mencapai tulisan yang efektif yakni tulisan harus informatif dan komunikatif, sedangkan tulisan yang efektif tersebut harus memenuhi beberapa syarat. Syarat-syarat itu antara lain seperti yang diungkapkan oleh Parera (1982) antara lain penulisan meliputi (1) komponen pengamatan, (2) komponen kepedulian, (3) komponen pewajahan, (4) komponen kebahasaan.
Keterampilan menulis berbeda dengan keterampilan berbahasa lainnya, dalam pengajarannya pun harus melalui beberapa tahapan menulis yang terbagi atas beberapa tahap yaitu tahap prapenulisan (persiapan), penulisan, dan finalisasi. Banyak para ahli yang mengkaji proses penulisan, diantaranya yaitu Akhadiah, dkk (1988:2-3) membagi kegiatan menulis dalam 3 tahap yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Pada tahap prapenulisan ditentukan hal-hal pokok yang akan mengarahkan penulis dalam seluruh kegiatan penulisan itu dalam tahap penulisan yaitu mengembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab atau bagian, sehingga selesailah buram (draft) yang pertama. Dalam tahap revisi yang dilakukan adalah membaca dan menilai kembali apa yang sudah ditulis, memperbaiki, mengubah, bahkan jika perlu mengubah tulisan tadi.
Senada dengan yang diungkapkan oleh Akhadiah, dkk, Mc. Crimmon (dalam Akhadiah, dkk, 1988:3) mengungkapkan juga bahwa kegiatan menulis terdiri dari tiga tahap penulisan yang diantaranya adalah 1) prapenulisan terdiri dari penentuan topik, penentuan tujuan, dan pemilihan bahan, 2) penulisan terdiri dari penyusunan paragraf dan kalimat, pemilihan kata, dan teknik penulisan, 3) revisi dengan kegiatan yaitu perbaikan buram pertama dan pembacaaan ulang.
Namun, Briton (dalam Mujianto, 2007:17) menjelaskan proses menulis meliputi konsepsi, inkubasi, dan produksi. Dalam langkah konsepsi penulis memilih topik dan membagi topik untuk menulis, pada langkah inkubasi penulis mengembangkan topik dengan mengumpulkan informasi, dan pada langkah produksi penulis menulis, merevisi, dan mengedit karangan.
Secara lebih rinci oleh Ellis (dalam Mujianto, 2007:17-18) membagi proses menulis kedalam empat tahap yaitu prewriting, drafting, revising, dan editing.
Bila diamati secara cermat tahapan diatas berproses secara mengulang, dapat dikatakan tahapan yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Oleh karena itu, pada saat penulisan pada tahap berikutnya harus mengecek tahap sebelumnya.
Selanjutnya Tomkins (dalam Mujianto, 2007:19-20) mengemukakan ada 5 tahap menulis yang dirinci sebagai berikut:
Tahap 1 Pramenulis dengan rincian kegiatan:
· Memilih topik
· Mengumpulkan dan menyesuaikan ide
· Mengidentifikasi pembaca
· Mengidentifikasi tujuan menulis
· Memilih bentuk yang sesuai dengan pembaca dan tujuan menulis
Tahap 2 Pengedrafan, dengan rincian kegiatan:
· Menulis draf kasar
· Menulis pokok-pokok yang menarik pembaca
· Menekankan isi daripada mekanika
Tahap 3 Merevisi, dengan kegiatan:
· Membagi tulisan pada kelompok
· Mendiskusikan tulisan dengan teman
· Memperbaiki tulisan dengan saran teman
· Membuat perubahan substantif, bukan sekedar perubahan minor
Tahap 4 Menyunting, dengan rincian kegiatan:
· Membaca ulang tulisannya
· Membantu membaca ulang tulisan temannya
· Mengidentifikasi kesalahan mekanik dan membetulkannya
Tahap 5 Mempublikasikan, dengan rincian kegiatan:
· Mempublikasikan tulisan dalam tempat yang tersedia
· Membagi tulisan kepada teman sekelasnya
Namun, secara garis besar kegiatan menulis dapat disimpulkan terbagi dalam 3 kegiatan yaitu persiapan, penulisan, dan finalisasi.
2.1.3 Manfaat Menulis
Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan yang sangat berguna bagi setiap orang. Dengan keterampilan menulis seseorang dapat mengungkapkan berbagai gagasannya dalam bahasa tulis untuk dibaca dan diketahui orang lain. Enre (1988:6) memperinci manfaat menulis adalah sebagai berikut:
· Menulis menolong kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui. Menulis suatu topik merangsang pemikiran kita mengenai topik tersebut dan membantu membangkitkan pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam alam bawah sadar.
· Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang pikiran kita untuk mengadakan hubungan, mencari pertalian dan menarik persamaan (analogi) yang tidak pernah terjadi seandainya tidak mulai menulis.
· Menulis membantu mengorganisasikan pikiran kita, dan menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri. Adakalanya kita dapat menjernihkan konsep yang kabur atau kurang jelas untuk diri kita sendiri, hanya dengan menulis hal itu.
· Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan dievaluasi.
· Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru, kita akan memahami banyak materi lebih baik dan menyimpannya lebih lama jika kita menulis tentang hal itu.
· Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual, sehingga ia dapat diuji.
Akhadiah, dkk (1988:1) menambahkan keuntungan lain yang diperoleh dari keterampilan menulis adalah sebagai berikut:
1. Kita dapat mengenali kemampuan dan potensi yang ada dalam diri.
2. Kita dapat mengembangkan berbagai gagasan.
3. Kita dapat memperluas wawasan karena kegiatan menulis memaksa untuk lebih banyak menyerap informasi yang berhubungan dengan topik yang kita tulis, baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4. Kita dapat mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.
5. Kita dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif.
6. Kita akan lebih mudah memecahkan masalah karena dapat menganalisa masalah secara tersurat dalam konteks yang lebih konkrit.
7. Menulis mendorong kita untuk belajar secara aktif, yaitu kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah.
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita untuk berfikir serta berbahasa secara tertib.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik seperti yang dijelaskan diatas, dituntut untuk menguasai beberapa kemampuan sekaligus, yaitu menguasai isi karangan dan aspek-aspek kebahasaan serta teknik penulisan. Selain itu yang ditulis harus bersifat komunikatif. Pengetahuan-pengetahuan tersebut erat kaitannya dengan proses berfikir.
0 komentar:
Posting Komentar